Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Teks Khutbah jumat kedua

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِ

Mamum masbuq dan muwafiq

Gambar
MAKMUM BELUM SELESAI FATIHAH IMAM SUDAH RUKUK Sebenarnya sudah berkali – kali nulis tentang ini tapi masih juga banyak yang kesulitan memahami. Kuncinya, harus bisa membedakan antara makmum masbuq dan makmum muwafiq. Coba kita poinkan biar mudah tanya jawabnya. Masbuq  adalah makmum yang jarak antara takbiratul ihramnya dia dengan rukuknya imam tidak cukup digunakan membaca Alfatihah dengan lengakap Muwafiq  adalah makmum yg memiliki cukup waktu untuk membaca Alfatihah terhitung mulai dia takbir hingga imam bergerak menuju rukuk. Makmum masbuq tidak boleh menyelsaikan Alfatihah, tetapi harus rukuk mengikuti imam sampai dia yakin bisa tumakninah rukuk bersamaan dengan tumakninah rukuknya imam. Jika makmum masbuq tidak bisa tumakninah bersama imam, misalnya ia baru menuju rukuk sedangkan imamnya menuju bangun, maka satu rakaat makmum tidak terhitung. Sehingga nanti wajib menambah satu rakaat. Jika makmum masbuq memaksakan diri melanjutkan Alfatihah sedangkan imam sudah bangun dari ruku’

Kesunahan dalam pernikahan

Setidaknya ada dua manfaat kebaikan dalam penabuhan rebana di dalam pernikahan ini Publikasi (mengumumkan) pernikahan. Menghibur kedua mempelai. Hal tersebut didasarkan pada hadits dari Muhammad bin Hathib, bahwa Rasulullah  Shallallaahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: فَصْلُ مَا بَيْنَ الْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ الدُّفُّ وَالصَّوْتُ فِي النِّكَاحِ “Pembeda antara perkara halal dengan yang haram pada pesta pernikahan adalah rebana dan nyanyian (yang dimainkan oleh anak-anak kecil)” Juga berdasarkan hadits dari ‘Aisyah  Radhiyallaahu ‘anha , ia pernah mengantar mempelai wanita ke tempat mempelai pria dari kalangan Anshar. Rasulullah  Shallallaahu ‘alaihi wa sallam  berkata, يَا عَائِشَةُ، مَا كَانَ مَعَكُمْ لَهْوٌ؟ فَإِنَّ اْلأَنْصَارَ يُعْجِبُهُمُ اللَّهْوُ “Wahai ‘Aisyah, apakah ada hiburan yang menyertai kalian? Sebab, orang-orang Anshar suka kepada hiburan.” Di dalam sebuah riwayat yang lain, Rasulullah  Shallallaahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Apakah kalian mengirimkan bersamanya seora