Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Bersyukur Menurut Imam Ghozali

1. Syukur dengan Hati Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan ALLAH. ALLAH SWT berfirman,                                           ومابكم من نعمة فمن الله  Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari ALLAH. (QS. An-Nahl: 53) Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat tersebut. Syukur ini akan melahirkan betapa besarnya kemurahan da kasih sayang ALLAH sehingga terucap kalimat  tsana’  (pujian) kepada-NYA. 2. Syukur dengan Lisan Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari ALLAH, spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah”  (segala puji bagi ALLAH). Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap memuji ALLAH. Sebab ia yakin dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah perantara ya

Kisah Kaum Nabi Luth

KAUM NABI LUTH DAN KOTA YANG DIJUNGKIRBALIKKAN “Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.” (QS. Al Qamar, 54: 33-36) Luth hidup semasa dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai rasul atas salah satu kaum tetangga Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diutarakan oleh Al Quran, mempraktikkan perilaku menyimpang yang belum dikenal dunia saat itu, yaitu sodomi (homoseksual). Ketika Luth menyeru mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut dan menyampaikan peringatan Allah, mereka mengabaikannya, mengingkari kenabiannya, dan meneruskan penyimpangan mereka. Pada akhirnya kaum ini dimusnah

Bacaan ketika memimpin Tahlil

                       هدية أهل القبور  أستغفر الله العظيم ...... ( )  لى ولوالدي ولأصحاب ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات الفاتحة .... الى حضرة النبي المصطفى محمد صلى الله عليه وسلم وأله وأصحابه وأزواجه وذريته وأهل بيته شيئ لله لهم.... الفاتحة...... الفاتحة الى ارواح جميع اخوانه من الأنبياء والمرسلين وصحابة أجمعين والتابعين والتابع التابعين والأولياء والشهداء والصالحين والعلماء العاملين ومشايخين فى الدين والائمة المجتهدين والمصنفين رضي الله عنهم الفاتحة..... الفاتحة الى روح سلطان الأوليإ سيد شيخ عبد القادر الجيلاني والى روح سيد شيخ محمد ثمان بن عبد الكريم المدنى رضي الله عنهما ...الفاتحة ... الفاتحة الى ارواح أبائنا وأمهاتنا وأجدادنا وجداتنا ومشايخينا وأساتذينا ومعلمينا ولمن حق علينا شيئ لله لهم.... الفاتحة...... الفاتحة الى روح حصوصا..........بن/بنت شيئ لله لهم الفاتحة...... Setelah selesai semua nama yang dimaksud di sebutkan maka selanjutnya adalah ..... الفاتحة الى ارواح جميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات بين المشرق و

Orang yang MUFLIS / Bangkrut diakhirat

Nabi Muhamad Shollallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :  أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ "Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab,”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Tetapi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menum