Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

HUKUM QISHOS PEMBAWA BERKAH

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas rda. pada saat sudah dekat wafatnya Rasulullah s.a.w., beliau menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan shalat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah s.a.w.. Kemudian Rasulullah s.a.w. menunaikan shalat dua raka’at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan shalat beliau bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata: “Allhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kalian, yang kasih sayang pada kalian semua seperti seorang ayah. Oleh karena itu kalau ada yang mempunyai hak untuk menuntutku, maka hendaklah ia bangun dan balaslah saya sebelum saya dituntut di hari kiamat.”

Permohonan iblis kepada ALLAH SWT

Iblis berkata, Wahai Muhammad, aku tidak bisa menyesatkan orang, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda. Jika aku bisa menyesatkan maka tidak akan tersisa seorangpun, sebagaimana dirimu, kamu tidak dapat memberikan hidayah sedikitpun. Engkau hanya Rasul yamg menyampaikan amanah . Jika kau bisa memberi hidayah maka tak ada seorangpun yang kafir di muka bumi ini. Bahkan engkau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara hidupnya. Orang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya, sedangkan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara sejak dalam kandungan. (Hadits riwayat, Muadz bin Jabal ra & dari Ibnu Abbas ra.) Allah SWT berfirman, وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ١١٨ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ١١٩ Artinya: 118. Jikalau Tuhanmu menghend

Sebab Bacaan سمع الله لمن حمده didalam Sholat

Terdapat keterangan didalam kitab BUJAIRIMY ALAL KHATIB Pada juz ke 2 Hal 57. وسبب في سمع الله لمن حمده ان صديق رضي الله عنه ما فاتته صلاة خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم قط, فجاء يوما وقت صلاة العصر فظن انها فاتته مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فاغتم بذالك وهرول ودخل المسجد فوجده مكبرا في الركوع فقال ..الحمدلله.. وكبر خلفه صلى الله عليه وسلم فنزل جبريل والنبي صلى الله عليه وسلم في الركوع فقال يامحمد سمع الله لمن حمده فقل سمع الله لمن حمده. وفى رواية .. اجعلواها في صلاتكم فقال لها عند رفع من الركوع وكان قبل ذالك يركع بالتكبير ويرفع به فصارت سنة من ذالك الوقت ببركة الصديق رضى الله عنه Dan Sebab kalimat سمع الله لمن حمده Sesungguhnya Sahabat Nabi yang bernama Abu Bakar shidiq beliau ga' pernah ketinggalan sholat berjama'ah dengan Nabi, tibalah suatu hari pada waktu sholat ashar Abu bakar telat berjama'ah dengan Nabi sehingga sedihlah ia dan ketika beliau masuk kemasjid beliau menemukan Nabi sedang bertakbir akan Ruku dalam sholatnya maka berkatalah abu bakar "

KHOZINATUL ASROR FREE DOWNLOAD - syair kehidupan

KHOZINATUL ASROR FREE DOWNLOAD - syair kehidupan

Keberkahan Karena Menyusui Nabi Muhamad

Dalam kitab "Muhammadur Rasulullah Shalllallahu 'Alaihi wa Sallam" Syeikh Muhammad Ridho menyebutkan bahwa tatkala kaum wanita Bani Sa'diyah berangkat ke Mekah, Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa'diyah ikut dalam rombongan ditemani oleh sang suami Al-Harits bin Abdul 'Uza dan seorang anaknya yang masih bayi, Abdullah. Namun karena tunggangan Halimah adalah unta yang kurus dan lemah, mereka tertinggal jauh dari rombongan itu. Tatkala sampai di Mekah, seluruh wanita Mekah yang memiliki bayi sudah menitipkan anak-anak mereka pada ibu-ibu susuan yang lain dari Bani Sa'diyah. Tidak ada yang tersisa kecuali Rasulullah SAW. Padahal ketika itu, semua wanita yang menjadi ibu susuan itu sudah diminta untuk merawat Nabi, namun tatakala mereka mengetahui keadaan bayi itu yang yatim; mereka menolaknya. Adapun Halimah, sebenarnya dia juga agak kecewa karena tahu bahwa satu-satunya bayi yang belum diambil sudah tidak berayah. Bagaimanapun, seperti wanita lain dari sukunya d

Kisah Taubat Seorang Pezina dihadapan Rosulullah

Gambar
أَنَّ مَاعِزَ بْنَ مَالِكٍ الْأَسْلَمِيَّ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَزَنَيْتُ وَإِنِّي أُرِيدُ أَنْ تُطَهِّرَنِي, فَرَدَّهُ. فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ أَتَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ زَنَيْتُ فَرَدَّهُ الثَّانِيَةَ. فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ: أَتَعْلَمُونَ بِعَقْلِهِ بَأْسًا تُنْكِرُونَ مِنْهُ شَيْئًا, فَقَالُوا: مَا نَعْلَمُهُ إِلَّا وَفِيَّ الْعَقْلِ مِنْ صَالِحِينَا فِيمَا نُرَى. فَأَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِمْ أَيْضًا فَسَأَلَ عَنْهُ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّهُ لَا بَأْسَ بِهِ وَلَا بِعَقْلِهِ. فَلَمَّا كَانَ الرَّابِعَةَ حَفَرَ لَهُ حُفْرَةً ثُمَّ أَمَرَ بِهِ فَرُجِمَ. قَالَ فَجَاءَتْ الْغَامِدِيَّةُ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ زَنَيْتُ فَطَهِّرْنِي, وَإِنَّهُ رَدَّهَا. فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ تَرُدُّنِي لَعَلَّكَ أَنْ تَرُدَّنِي كَمَا رَدَدْتَ مَاعِزًا فَوَالل

Kedudukan Mimpi di Dalam Islam

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: لَمْ يَبْقَ مِنْ النُّبُوَّةِ إِلَّا الْمُبَشِّرَاتُ قَالُوا وَمَا الْمُبَشِّرَاتُ قَالَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ “Kenabian tak ada lagi selain berita-berita gembira.” Para sahabat bertanya, “Apa yang di maksud dgn kabar-kabar gembira?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mimpi yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6990) Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: مَنْ تَحَلَّمَ بِحُلْمٍ لَمْ يَرَهُ كُلِّفَ أَنْ يَعْقِدَ بَيْنَ شَعِيرَتَيْنِ وَلَنْ يَفْعَلَ وَمَنْ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ صُبَّ فِي أُذُنِهِ الْآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ صَوَّرَ صُورَةً عُذِّبَ وَكُلِّفَ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا وَلَيْسَ بِنَافِخٍ “Barangsiapa menyatakan sebuah mimpi yang dia tak bermimpi dengannya maka dia akan dibebani utk membuat simpul dgn dua helai rambut padahal dia tak akan bisa mela

MENJAWAB PANGGILAN ORANG TUA DI DALAM SHOLAT

Suatu kisah nyata yang terjadi pada masa sebelum Rasululloh, tepatnya di jaman Nabi Isa AS, yang patut diambil sebagai ibroh bagi orang-orang yang beriman. Dahulu, ada tiga orang bayi yang bisa berbicara. Salah satunya adalah seorang bayi yang hidup pada masa Juraij. Juraij adalah seorang ahli ibadah, dia memiliki sebuah tempat ibadah yang sekaligus jadi tempat tinggalnya. Suatu ketika Juraij sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba ibunya datang memanggilnya: “Wahai Juraij”. Dalam hatinya, Juraij bergumam: “Wahai Robbku, apakah yang harus aku dahulukan? meneruskan sholatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?”. Dalam kebimbangan, dia tetap meneruskan sholatnya. Akhirnya sang ibu pulang. Esok harinya, sang ibu datang lagi dan memanggil: “Wahai Juraij!”. Juraij yang saat itu pun sedang sholat bergumam dalam hatinya: “Wahai Robbku, apakah aku harus meneruskan sholatku? Ataukah (memenuhi) panggilan ibuku?”. Tetapi dia tetap meneruskan sholatnya. Sang ibu kembali pulang untuk-kedua kalinya. K

NGALAP BERKAH

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin–ulama Wahhabi kontemporer di Saudi Arabia yang sangat populer dan kharismatik-, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahhabi, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di. Ia dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa’di. Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti paradigma pemikiran Wahhabi. Tafsir ini di kalangan Wahhabi menyamai kedudukan Tafsir al-Jalalain di kalangan kaum Sunni. Syaikh Ibnu Sa’di dikenal sebagai ulama Wahhabi yang ekstrem. Namun demikian, terkadang ia mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu datangnya. Suatu ketika, al-Imam al-Sayyid ‘Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (ayahanda al- Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki) sedang duduk-duduk di serambi Masjidil Haram bersama murid-muridnya dalam halaqah pengajiannya. Di bagi