Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Perbedaan hari raya idul adha dan masalah puasa arofah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat tidak bingung dan konsisten jika merujuk pada ketetapan pemerintah. Pemerintah Indonesia melalui sidang isbat 24 September lalu menetapkan Idul Adha 2014 (10 Zulhijah) jatuh pada Minggu, 5 Oktober. Sehingga puasa Arafah dilaksanakan pada Sabtu, 4 Oktober. Umumnya puasa Arafah ini dikenal masyarakat sebagai ibadah yang berbarengan dengan kegiatan wukuf jamaah haji di Arab Saudi. Potensi masalah muncul ketika pemerintah Saudi melalui ummul qura menetapkan Idul Adha 2014 jatuh pada Sabtu, 4 Oktober. Sedangkan wukuf di Padang Arafah dilaksanakan pada Jumat, 3 Oktober. Itu artinya ketika masyarakat Indonesia, yang merujuk keputusan pemerintah, menjalankan puasa Arafah pada Sabtu, 4 Oktober, jamaah haji di Saudi sudah melaksanakan wukuf. Jadi tidak ada kecocokan hari antara puasa Arafah versi pemerintah Indonesia dengan pelaksanaan wukuf di Padang Arafah. MUI mencoba menengahi potensi polemik itu. Pimpinan MUI pusat Anwar Abbas men

Nabi Muhamad Merupakan Anak dari dua bapak yang nyaris disembelih

Dalam Mustadrak-nya, Al-Hakim meriwayat sebuah hadits dari Mu’awiyyah yang mengisahkan Rasul pernah dipanggil dengan “Ibnu Adz-Dzabihaini” oleh sahabat Ibnu ‘Arabi. Beliau hanya tersenyum tanpa sedikitpun menyangkalnya. Sahabat lain pun bertanya: “Siapa Dzabihaini itu ya Rasulullah?” “Mereka berdua Ismail dan Abdullah”, Jawab Rasul. Bahkan, --dalam kaitannya dengan julukan Abdullah sebagai Adz-Dzabih-- Ibnu Burhanuddin, mengangkat sebuah hadits yang dengan bahasa telanjang Rasulullah menyebut dirinya, “Ana ibnu Dzabihaini”. Namun dia tidak mengingkari ke-gharib-an hadits ini dikarenakan dalam sanadnya ada satu periwayat yang majhul [tidak diketahui, -red]. Terlepas dari perdebatan ulama tentang status hadits pengakuan Nabi sebagai ibnu Dzabihaini, banyak hadits lain yang substansinya sejalan dengan klaim Nabi tersebut. Karena an sich-nya julukan Adz-Dzabih untuk Abdullah bin Abdul Muthalib berkaitan erat dengan kisah mimpi Abdul Muthalib yang diperintah Allah menggali sumur Zamzam. Ban

Qurban Idul Adha

Qurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah (الأضحية) yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah. Mempersembahkan persembahan kepada tuhan-tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia sejaka lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir al-Qur'an disebutkan Qurtubi  meriwayatkan bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan mengawinkan saudara kandung perempuan mendapatkan saudara lak-laki dari lain ibu. Maka timbul rasa dengki di hati Qabil terhadap Habil, sehingga ia menolak untuk melakukan pernikahan itu

Kisah Teladan Nabi Ibrohim As dan Nabi Ismail As

KISAH NABI IBROOHIM DAN ISMAIL Pada suatu hari, Nabi   Ibrahim   AS menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.  “Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena   Sarah , istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung. Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi   Hajar , budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama   Isma'il , artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibr