Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Asal Mula Adzan Dan Iqomah

لَمَّا أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوس يُعْمَلُ لِيُضْرَبَ بِهِ لِلنَّاسِ لِجَمْعِ الصَّلَاةِ طَافَ بِي وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ فَقُلْتُ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ قَالَ وَمَا تَصْنَعُ بِهِ فَقُلْتُ نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ أَفَلَا أَدُلُّكَ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ فَقُلْتُ لَهُ بَلَى قَالَ فَقَالَ تَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ ثُمَّ اسْتَأْخَرَ عَنِّي غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ قَالَ وَتَقُولُ إِذَا أَقَمْتَ الصَّلَاةَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُول

Dalil dsalil maulid Nabi Muhamad SAW

Banyak dalil yang menunjukkan bolehnya memperingati Maulid yang mulia ini dan berkumpul dalam acara tersebut, di antaranya yang disebutkan oleh Prof. DR. As Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. Sebelum mengemukakan dalil-dalil tersebut, beliau menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan peringatan Maulid. Pertama, kita memperingati Maulid Nabi SAW bukan hanya tepat pada hari kelahirannya, melainkan selalu dan selamanya, di setiap waktu dan setiap kesempatan ketika kita mendapatkan kegembiraan, terlebih lagi pada bulan kelahiran beliau, yaitu Rabi’ul Awwal, dan pada hari kelahiran beliau, hari Senin. Tidak layak seorang yang berakal bertanya, “Mengapa kalian memperingatinya?” Karena, seolah-olah ia bertanya, “Mengapa kalian bergembira dengan adanya Nabi SAW?”. Apakah sah bila pertanyaan ini timbul dari seorang muslim yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang bodoh dan tidak membutuhkan jawaban. Seanda

Umat yang dirindukan Nabi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Kita tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga tidak pernah berjumpa dengan kita, sebagai orang yang beriman kepada Rasulullah kita sangat rindu untuk berjumpa dengan beliau dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga rindu berjumpa dengan ummatnya yang datang belakangan. Sebagaimana kedatangan Dr. Zakir Naik ke Makassar membuat kita rindu untuk berjumpa  bertemu langsung dengannya, lalu bagaimanakah kerinduan kita untuk berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah seorang salaf pernah ditanya:”Coba sebutkan kepadaku kenikmatan surga  yang paling tinggi“, beliau kemudian menyebutkan:”Didalam surga ada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyatakan rindunya untuk berjumpa dengan ummatnya, beliau menyatakan tersebut didepan sahabatnya, pernah suatu ketika beliau mengantar salah satu jenassah sahab

Singkatan Nikah

Nikah itu Nikmat Nun adalah singkatan dari nikmat (نعمة). Pernikahan sesungguhnya adalah sebuah nikmat. Nikmat yang besar. Mulai dari akad nikah, malam pertama hingga keseluruhan masa berkeluarga adalah nikmat. Getar-getar aneh sewaktu akad nikah adalah nikmat. Dari kesendirian menuju hidup bersama dalam cinta adalah nikmat. Hadirnya pasangan sebagai tempat berbagi dan pemberi motivasi adalah nikmat. Dan seterusnya. Karena menikah adalah nikmat, maka ia harus disyukuri. Jika suami istri bersyukur, nikmat pernikahan akan bertambah, pernikahan menjadi barakah. Nikah itu Kemuliaan Kaf adalah singkatan dari karamah (كرمة): kemuliaan. Pernikahan membawa kemuliaan. Dalam tradisi Jawa, orang yang sudah menikah disebut dengan wong (orang). Misalnya kalimat “anakku papat, sing telu wis dadi wong” (anakku empat, yang tiga sudah jadi orang). Maksudnya yang tiga sudah menikah. Dalam Islam, menikah disebut memenuhi separuh agama. Maka ia dianjurkan untuk memenuhi separuhnya lagi dengan menin

Nabi Dilahirkan bukan dari farji

Referensi kitab Nihayatuz Zain karya Syeh Nawawy Banten وَنقل بعض الأفاضل عَن القليوبي وَعَن جمع من الْمُحَقِّقين أَنه صلى الله عَلَيْهِ وَسلم لم يُولد من الْفرج بل من مَحل فتح فَوق الْفرج وَتَحْت السُّرَّة والتأم فِي سَاعَته وَنقل عَن القَاضِي عِيَاض أَن مثله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فِي ذَلِك جَمِيع الْأَنْبِيَاء وَالْمُرْسلِينَ لَكِن قَالَ الْعَلامَة التلمساني وكل من الْأَنْبِيَاء غير نَبينَا مولودون من فَوق الْفرج وَتَحْت السُّرَّة وَأما نَبينَا فمولود من الخاصرة الْيُسْرَى تَحت الضلوع ثمَّ التأم لوقته خُصُوصِيَّة لَهُ فَتحصل لَك من هَذِه أَنه لم يَصح نقل بولادته من الْفرج وَكَذَا غَيره من الْأَنْبِيَاء  وَلِهَذَا أفتى الْمَالِكِيَّة بقتل من قَالَ إِن نَبينَا ولد من مجْرى الْبَوْل  اه نهاية الزين  في إرشاد المبتدئين terjemah : sebagian dari orang-orang yang utama mengutip dari al-qulyubiy dan dari sekelompok ulama' yang menjelaskan hukum beserta dalilnya (muhaqqiq) bahwa sesungguhnya Rosulullohi shollallohu 'alaihi wasallam itu tidak dilahirkan melalui farji, akan