Kajian singkat tentang Mimpi

Berdasarkan keterangan yang diriwayatkan Imam Muslim dari shohabat Abu Hurairoh ternyata mimpi itu ada tiga macam , yaitu dari Allah SWT, dari Syetan dan dari diri sendiri.

وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ: فَرُؤْيَاالصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللهِ، وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ

Mimpi itu ada tiga: Mimpi yang baik adalah khabar gembira dari Allah, mimpi yang menyedihkan 
dari Syetan, dan mimpi seseorang yang menceritakan hanya darinya (HR :Muslim dari Abi Hurairoh Maktabah ;2263)

Sehubungan dengan makna impian dari Allah dan dari Syetan ,Imam Bukhori membuat sebuah judul dalam “Babur ru’ya minallah” dalam kitabu ta’bir dan beliau memuat hadits sebagai berikut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ: أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يُحِبُّهَا، فَإِنَّمَا هِيَ مِنَ اللَّهِ، فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ عَلَيْهَا وَلْيُحَدِّثْ بِهَا، وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ، فَإِنَّمَا هِيَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا ، وَلاَ يَذْكُرْهَا لِأَحَدٍ، فَإِنَّهَا لاَ تَضُرُّهُ»

Dari Abi Sa’id Alkhudri, sesungguhnya ia mendengar Nabi SAW bersabda: Apabila seseorang diantara kamu bermimpi yang disukainya, hal itu hanyalah dari Allah, maka hendaklah ia memuji Allah atas mimpi itu, (mengucap Alhamdulillah) dan hendaklah menceritakannya, tetapi jika ia bermimpi selain itu yang tidak disukai, hendaklah berlindung kepada Allah (mengucap A’udzu billah) dari kejelekannya, dan hendalah tidak menceritakannya kepada siapapun, karena hal itu tidak memudlorotkannya (HR : Bukhori)

Dalam keterangan lain masih riwayat imam Bukhori dari shohabatAbu Qotadah dengan tambahan kalimat meludah ke sebelah kiri.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللَّهِ، وَالحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا حَلَمَ فَلْيَتَعَوَّذْ مِنْهُ، وَلْيَبْصُقْ عَنْ شِمَالِهِ، فَإِنَّهَا لاَ تَضُرُّهُ»

Dari Abu Qotadah, dari Nabi SAW bersabda: mimpi yang baik itu dari Allah dan mimpi yang buruk itu dari Syetan, apabila seseorang diantara kamu mimpi buru, maka hendaklah berlundungalah (kepada Allah) darinya, dan hendaklah meludah ke sebelah kirinya karena hal itu tidak akan membahayakan (HR: Bukhori)

Apabila kita bermimpi baik, dianjurkan untuk tetap memiliki sangka yang baik kepada Allah, dengan disertai harapan yang baik dan tidak usah menakwilkan mimpi tersebut, karena kita bukan ahlinya, dan hal itu boleh diceritakan kepada yang orang lain. Demikian juga bila kita bermimpi yang buruk, berprasangka yang baik kepada Allah tidak boleh lepas, jangan terpengaruh dengan mimpi buruk itu, karena hal tersebut gangguan dari Syetan, hendaknya tidak menceritakannya kepada siapapun, yakinkan pada diri kita bahwa hal itu tidak akan ada pengaruhnya, dan bukan pertanda suatu keburukan, oleh karena itu diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari gangguan syetan.
Tidak ada orang yang bermimpi kecuali disaat tidur. Pada waktu tidur jiwa seseorang itu telah diterima Allah SWT, lalu ketika bangun jiwa itu dikembalikan lagi, sebagaimana firman-Nya:
“Allah-lah yang menerima jiwa-jiwa ketika matinya, dan jiwa yang tidak mati dalam tidurnya, lalu Ia menahan jiwa yang Ia hukumkan mati atasnya, dan Ia melepaskan jiwa-jiwa yang lain, hinga satu masa yang telah ditentukan , sesunguhnya dalam kejadian demikian itu ada beberapa tanda bagi orang-orang yang mau berpikir” (QS : Azumar : 42)



Wallahu A'Lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian ABAJADUN

KHASIAT AYAT LIMA

Abajadun rumus kalah menang